Fakultas Ilmu Budaya UB Juve Sangat Appreciate Mendapat Predikat Cumlaude

Fakultas Ilmu Budaya UB Juve Sangat Appreciate Mendapat Predikat Cumlaude

“Yang membuat saya appreciate bersama dengan FIB UB ini, dosen-dosen di sini semua menyaksikan saya yang seperti ini, mengusahakan terima saya sebisa mungkin. Karena itu saya bisa enjoy kuliah di sana,” ungkap Juve. Selain beasiswa, dia terbantu saat menjadi asisten dosen untuk praktikum selama 3 semester. “Dua semester jalani online dan satu semester offline menjadi asisten dosen untuk mata kuliah Praktikum Moji-Goi (Huruf Kanji),” tegas dia.

Tidak berharap bantuan berasal dari orangtua Sama seperti di SMK, selama kuliah di Malang, dirinya terhitung tidak bisa menghendaki kepada orangtua. “Ibu saya penjaga toko komputer, waktu bapak serabutan,” ujar dia. Adapun selama di kampus, dia terhitung mahasiswa yang cuma fokus kuliah saja. Ketekunannya di akademik ternyata tidak sia-sia, dia berhasil mendapatkan pekerjaan sebelum saat wisuda. Sudah lima bulan, Juve bekerja di PT Minori yang berlokasi di Cikarang bersama dengan bekal surat keterangan lulus (SKL) pasca yudisium.

Perusahaan ini bergerak di bidang human development untuk tenaga kerja yang dapat magang ke Jepang. Juve bekerja sebagai pengajar Bahasa Jepang.

Kuliah Bersusah Payah, tetapi Mahasiswa UB Ini Lulus bersama dengan IPK 3,94

Juve Henson merupakan wisudawan periode XIV Universitas Brawijaya (UB) tahun akademik 2022/2023. Dia menjalani wisuda pada Minggu (25/6/2023).

Dibiayai beasiswa tersebut, wisudawan jurusan Sastra Jepang angkatan 2019 ini bisa lulus bersama dengan predikat cumlaude di IPK 3,94 bersama dengan lama belajar 3 tahun 4 bulan. “Kalau tidak ada Bidik Misi sepertinya tidak bisa kuliah, tidak dapat nutup untuk kebutuhan,” kata dia didalam keterangannya, Senin (26/6/2023). Dia bercerita, waktu masih sekolah di SMKN 3 Boyolangu pun banyak menunggak duit spp, ungkap Juve dikutip dari Visit rutankendari. Bahkan saat menyita ijazah, dia memang masih punya tunggakan. “Kalau SMK 3, tahun itu barangkali saya cuma bayar spp sekali atau dua kali. Waktu menyita ijazah tempo hari diselesaikan bersama dengan kekeluargaan karena untuk kepentingan yudisium di UB,” tutur dia. Selama kuliah, dia tiap tiap bulannya mendapat biaya hidup Rp 700 ribu berasal dari beasiswa Bidikmisi. Sebanyak Rp 500 ribu digunakan untuk kepentingan tempat tinggal, sisanya untuk kebutuhan sehari-hari. Selama kuliah tampil simpel Selama kuliah, dia tampil lebih sama “gelandangan”. Sebab, dia tidak cukup memperhatikan perawatan dirinya dan terhitung segi ekonomi. Namun, dosen maupun rekan kuliah selamanya bisa terima kondisinya, supaya memicu dirinya semangat kuliah di Fakultas Ilmu Budaya.

https://www.amazingbizarre.com/